L-News
Batu krib di Pantai Pasir Putih Kambang belum mempan seratus persen
menahan abrasi akibat amukan ombak yang cenderung besar beberapa waktu
ini.
Bahkan, beberapa hari terakhir, pengikisan oleh air laut telah
melampaui bangunan pengaman pantai. Tebing atau pinggir daratan jauh
ketepi, sedangkan batu krib sudah agak ketengah.
kawasan yang terkena abrasi
tersebut telah mengalami kerusakan hebat. Bahkan posisi tebing atau
pinggir pantai berada di belakang batu krib, bila ditrik garis lurus
dari batu krib ke utara maka kawasan yang sudah terkikis itu tidak
kurang dari 6 sampai 7 meter dibelakang garis lurus itu.
Selanjutnya abrasi telah merusak lahan dan nyaris meruntuhkan rumah.
Kerusakan lahan yang terjadi disana juga diikuti oleh tumbangnya
tanaman kelapa dan tanaman lainnya. Puluhan rumah dikawasan itu
terancam amruk. Beberapa rumah malah berada persis dipinggir pasir
yang terkikis. Dapur warga bila ombak tinggi maka akan dimasuki air
laut.
Darwin (40), Warga Pasir Putih Kambang menyebutkan abrasi tahun ini
termasuk menimbulkan dampak hebat. Keberadaan batu krib hanya sedikit
saja membantu untuk mengamankan kawasan itu dari abrasi. Batu krib yang
dipasang di kawasan Pasir Putih Kambang adal yang memanjang menyisiri
pantai ada pula yang menjorok ke dalam laut.
“Pantai yang dipasangi batu krib memanjang menyisiri pantai ombak
mengikis pada bagian ujung dari batu krib. Sementara yang menjorok
kelaut, pengikisan atau abrasi terjadi antara satu lajur batu krib
dengan yang alinnya,” katanya menjelaskan.
Dikatakannya, bila pasang tiba warga yang rumahnya sudah tersentuh
kikisan mengungsi keluar. Jika air pasang datang malam hari, maka mereka
mengungsi kejalan hingga air pasang surut lagi,” katanya.
Ketua LSM Swara Pesisir Rizal Mala menyebutkan, ketika pembangunan
batu krib ini berlangsung dua tahun lalu, warga sebenarnya sudah
merasa khawatir, soalnya dengan pemasangan seperti itu akan menimbulkan
dampak dimana akan ada bagian bagian yang lowong akan dikikis air laut
dengan kekuatan justeru lebih besar.
“Kami sudah mendapatkan analisa dampak pembangunan batu krib dari
masyarakat. Lalu ketika itu melalui media massa kami mendesak pemerintah
pembangunan batu krib itu perlu menambah bangunan pada titik titik
yang bakal muncul menjadi tempat bencana baru,” katanya.
Disebutnya, tidak hanya di kawasan Pasir Putih, bahkan dibagian utara
yakni Kampuang Lakuak dan Ujung Air semenjak ada bangunan krib air laut
banyak menumpu ke kawasan itu.
Kepala BPBD Pessel Doni Gusrizal menyebutkan, selain pasir Putih
Kambang abrasi juga terjadi di tempat lain, misalnya di Sumedang, Muaro
Jambu, Pantai Selayang Pandang Bayang, Pantai Api Api. Semuanya memang
perlu pengamanan. Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah
belumlah semuanya bisa teratasi dengan baik.
“Kusus di Pasir Putih Kambang, abrasi memang terjadi hampir setiap
tahun. Untuk kejadian kali ini abrasi memang telah menunjukkan dampak,
namun dari sisi keamanan warga yang tinggal disana masih terbilang baik
dari sejumlah tempat langganan abrasi,” katanya.
Dono Gusrizal mengimbau, warga perlu waspada, artinya ketika
gelombang pasang tinggi dan menimbulkan abrasi warga mesti keluar
rumah. “Jangan dipaksakan dalam rumah. Sebab tidak pula bisa
diperkirakan apakah rumah bertahan dihantam ombak atau tidak,” katanya.
Diktakannya, hingga kini dirinya belum mendapat laporan tentang
berapa jumlah kerugian disana. “Tentu nanti ada laporan dari Walinagari
setempat,” tutupnya
0 komentar:
Posting Komentar