L-News,..
Selama masa Lebaran, sudah 23 orang yang tewas di Sumatera Barat
akibat tenggelam dan kecelakaan lalu lintas. Korban tewas akibat
tenggelam berjumlah 9 orang terjadi di Pantai Padang, Padang Pariaman,
Tanjung Mutiara dan Danau Maninjau. Sementara korban tewas akibat
kecelakaan lalu lintas berjumlah 14 orang yang terjadi di wilayah
Polresta Padang, Polres Payakumbuh, Polres Limapuluh Kota dan Polres
Bukittinggi.
Korban hanyut saat berenang di Pantai Padang berjumlah lima orang,
tiga di antaranya kemudian meninggal dunia dan dua peristiwa. Peristiwa
terakhir terjadi Rabu (30/7). Tiga ga orang hanyut saat berenang di
kawasan Pantai Padang, satu di antaranya ditemukan dalam keadaan
meninggal, satu orang kritis dan satu orang lagi selamat.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Pantai Padang dekat Muaro sekitar
pukul 08.00 WIB. Tiga orang yang hanyut ini berasal dari Jambi yang
sedang menikmati liburan di Padang. Mereka adalah Yogi (21) Darmayeni
(45) dan Muhamad Faiz (7). Ketiga orang ini merupakan satu keluarga.
Kejadian berawal dari Muhamad Faiz yang berenang di pantai diseret
oleh ombak ke tengah laut. Melihat anaknya diseret ombak, Darmayeni dan
Yogi yang merupakan orang tua dan kakak Faiz mencoba menolong Faiz.
Namun karena ombak yang begitu deras membuat Darmayeni dan Yogi juga
ikut terseret ombak ke tengah laut.
Warga yang melihat mencoba menolong keluarga yang hanyut tersebut
dan menelpon tim Basarnas Kota Padang. Untuk menemukan tiga orang yang
hanyut tersebut tim Basarnas yang dibantu warga hanya butuh waktu
sekitar 30 menit untuk menemukan keluarga tersebut.
“Di antara tiga orang yang diseret ombak tersebut satu orang
meninggal yaitu Yogi, satu orang kritis yaitu Faiz dan satu orang yang
selamat yaitu ibunya Darmayeni. Untuk menemukan keluarga tersebut kita
dibantu oleh masyaarakat sekitar.Setelah korban ditemukan langsung
dibawa ke rumah sakit,”ujar Kasi Operasional Basarnas Padang Juanda Sodo
Rabu (29/7).
Sebelumnya, orang terseret ombak juga terjadi di kawasan Pantai
Padang Purus. Di kawasan ini yang hanyut adalah dua orang beradik kakak
yaitu Reski (27) dan Dedi (16). Kedua korban ini ditemukan dalam
kondisi meninggal. Kedua korban merupakan warga Purus juga.
Kejadian berawal ketika Reski bersama adiknya Dedi berenang di Pantai
Padang sekitar pukul 07.30 WIB. Reski dan Dedi yang tengah asyik
berenang tidak menyadari telah sampai agak jauh ke tengah pantai
berenang dan akhirnya kehilangan keseimbangan.
Warga yang melihat mencoba untuk menolong kedua orang ini dan
menelpon tim Basarnas. Tim Basarnas besarma warga kesulitan untuk
menemukan kedua orang ini. Hal ini dikarenakan kondisi pantai banyaknya
pemecah ombak dan jasad dari keduanya ada yang sampai masuk palung.
Jasad Reski baru bisa ditemukan pada pukul 12.30 WIB sekitar 100
meter dari bibir pantai. Sementara itu jasad dari Dedi baru bisa
ditemukan pukul 16.00 WIB. Jasad Dedi ini ditemukan sekitar 200 meter
dari bibir pantai.
Korban Tanjung Mutiara
Ombak Besar di Pantai Banda Mutiara, Jorong Banda Gadang, Kecamatan
Tanjung Mutiara menyeret tujuh orang pengujung yang sebagian besar
terdiri dari anak-anak dan remaja, Kamis (31/7) sekitar 13.30 WIB.
Empat orang di antaranya selamat, dan tiga orang lainnya ditemukan
dalam keadaan tewas dua jam kemudian, atau sekitar pukul, 15.30 WIB.
Nyawa mereka tidak tertolong, diperkirakan meninggal akibat
kekurangan oksigen sehingga lemas.
Korban berasal dari Pekanbaru, Riau dan Kabupaten Pasaman Barat.
Mereka diseret ombak ketika asyik bermain di tepi pantai bersama
keluarga. Nasib malang tak bisa dielakkan saat pengunjung dikejutkan
dengan kedatangan ombak besar.
Korban tewas adalah Putri (12), Andre (15) dan Zulkifli (40)
ketiganya adalah warga Pekanbaru, Riau. Sementara korban selamat adalah,
Dian Permata Fitri (10) dan Bagus Pratama (16) Warga Pekanbaru, Fitria
Andayani (14) warga Plasma Lima Pasaman Barat, Mardila Syafinal (16)
Warga Pasaman Barat. Sehari sebelumnya Rabu (30/7) seorang remaja warga
Muko-muko Kecamatan Tanjung Raya, Ilham (18) juga tewas tenggelam di
Danau Meninjau. Kepala Kepolisian Resor Agam AKBP Asep Ruswada mengatakan, korban berhasil ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian.
Ia menjelaskan, tujuh orang korban tersebut adalah satu orang keluarga. Korban sebagian besar adalah anak-anak.
Korban Pantai Padang Pariaman
Pesta Pantai di Pantai Arta Sungai Limau kabupaten Padang Pariaman,
menelan korban. Korban Idik (17) warga Padang Mardani Mangopoh Kabuapten
Agam tewas dibawa arus air laut saat mandi merayakan lebaran di Pantai
Arta, Selasa (29/7).
Pada hari yang sama tiga orang bersaudara masing masing, Rendi (22),
Deded Rinaldi (21), Serli (18) yang sedang mandi di Pantai Kentarok
Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Padang Pariaman juga dibawa
arus laut saat sedang mandi, seorang di antaranya juga tewas dibawa arus
laut, sedangkan dua saudaranya dapat menyelamatkan diri. Korban yang
tewas yakni Rendi (22).
Menurut saksi mata Rama (22) warga Kentarok Malai V Suku Batang
Gasan, korban bersama dua orang adiknya sekitar pukul 8.30 mandi
bersama di laut di Pantai Kentarok. Belum lama mandi korban melihat
salah seorang adiknya diseret air laut, korban langsung memberikan
pertolongan menarik kedua adiknya ke pantai. Namun korban tidak dapat
menyelamatkan diri.
Tim SAR BPBD Padang Pariaman langsung memberikan bantuan dan mencari korban.
Kepala BPBD Padang Pariaman, Amiruddin
mengungkapkan, petugas Tim SAR dibantu pihak kepolisian Rabu (30/7)
melanjutkan pencarian kedua korban dengan menyisiri pantai Kentarok
hingga pantai Arta. Sekitar pukul 9.30 Tim SAR menemukan korban Rendi
(22) sudah tidak bernyawa di pantai Paingan Nagari Kuranji Hilir
Kecamatan Sungai Limau yang berbatasan dengan pantai Kentarok.
Sementara itu pada waktu yang hampir bersamaan Tim SAR juga berhasil
menemukan korban manyat Idik (17) yang tenggelam di Pantai Arta. Korban
ditemukan tidak jauh dari tempat dia tenggelam.
“Dengan terjadinya kasus ini, pemerintah langsung melarang pengunjung
pesta pantai mandi di sepanjang Pantai Padang Pariaman,” ujar kepala
BPBD Amiruddin.
Lima Tewas di Padang
Selama arus mudik Lebaran sejak H-7 hingga hari kelima Lebaran pada
tanggal 31 Agustus 2014, jumlah kecelakaan di Kota Padang sebanyak
tujuh peristiwa. Dari jumlah tersebut tercatat korban meninggal lima
orang, korban luka berat sembilan orang, korban luka ringan sebanyak
enam orang.
“Kecelakaan paling dominan terjadi pada kendaraan roda dua. Data
tersebut diperoleh dari H-7 hingga H+5,” kata Kasat Lantas Polresta
Padang Kompol Gatot Istanto melalui Kanit Lakalantas AKP Indra kemarin (1/8).
Dikatakannya, ketujuh peristiwa kecelakaan tersebut terjadi di
kawasan Panorama, Andalas, Bungus dan By Pass. Akibat kecelakaan lalu
lintas itu, menimbul kerugian mencapai Rp62.500.000.
Kelima orang tewas tersebut, dijelaskan Indra, kecelakaan itu terjadi
dua hari jelang Lebaran kemarin. Insiden pertama terjadi Jumat (25/7)
sekitar pukul 05.30 WIB di kawasan Sitinjau Laut antara truk dan motor
roda dua. Insiden menewaskan tiga pengendara motor. Sementara malamnya
sekitar pukul 19.30 WIB insiden ke dua berlangsung di Jalan Anduring
depan Restoran Mama. Akibatnya dua orang tewas, dan dua lainnya
luka-luka.
Kecelakaan di Sitinjau terjadi berawal ketika Truk nopol BE 9145 AO
datang dari arah Solok menuju Padang. Tiba di TKP truk mengalami
kerusakan rem, sehingga menabrak dua motor dari arah berlawanan yang
masing-masing dikendarai pasangan suami istri yakni Achwandi (31) dan
sang istri Ummul Aiman (25), warga Komplek Singgalang B1, Nomor 5 RT 4
RW IV, Kelurahan Batang Kabung, Kecamatan Koto Tangah.
Sementara korban ketiga yakni seorang mahasiswa asal Sijunjung,
tepatnya di Jorong Mangkudo Kodok, Desa Limo Koto, Kecamatan Koto
Tujuah. Ketiga korban sudah dibawa ke RSUP M. Djamil, Padang. Truk
sendiri berhenti setelah sopir menabrakkan ke tebing sisi jalan, karena
itu, ia mengalami cedera tulang di bagian pinggang.
Kemudian kecelakaan kedua terjadi di Jalan Anduring, insiden ini
persis di depan Restoran Mama. Dua orang tewas, yakni pengendara motor
dan penyeberang jalan, sementara luka-luka yakni pengendara motor lain.
Korban tewas pengendara motor jenis Suzuki Satria FU bernama Dani Tanto
(20), warga Pondok, Kecamatan Padang Selatan, sedangkan penyeberang
jalan bernama Aswin (50), warga Sarang Gagak, Kecamatan Kuranji.
Payakumbuh dan Limapuluh Kota
Selama operasi ketupat dalam mengamankan Lebaran Idul Fitri 1435
Hijriah, dua kepolisian di wilayah hukum Kota Payakumbuh dan Kabupaten
Limapuluh Kota mencatat, setidaknya 6 orang meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan yang merenggut nyawa itu, terjadi semenjak 22 Juli lalu
hingga arus balik Jumat (1/8) kemarin. Keenam yang meninggal dunia
tersebut, terdiri 2 dari wilayah hukum Polres Payakumbuh dan 4 dari
wilayah hukum Polres Limapuluh Kota.
AKBP Rubintoro Suhada Kapolres Payakumbuh melalui Kepala Satuan Lalu
Lintas Iptu Harry M Putra, Jumat (1/8) kemarin mengatakan, kecelakaan
tersebut didominasi oleh kendaraan roda dua seperti yang terjadi pada
Minggu (27/7) lalu di persimpangan tiga kelurahan Sungai Durian,
persisnya di perbatasan Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Kecelakaan naas antara sepeda motor Kawasaki Ninja bernomor polisi BA
3248 MR dengan sepeda motor Yamaha Vega .
Dari kecelakaan tersebut, pengendara sepeda motor tewas ketika hendak
dilarikan ke rumah sakit Adnan WD Kota Payakumbuh. Yakni korban
bernama Rafdinal (60) warga kelurahan Sungai Durian Kecamatan Latina,
Kota Payakumbuh.
Dihari yang sama, kecelakaan juga terjadi di Kelurahan Balai
Jariang, Kecamatan Payakumbuh Utara antara sesama sepeda motor Yamaha
Beat nomor polisi BA 2476 ME dengan nomor polisi BM 4860 EX. Akibatnya,
salah seorang pengendara sepeda motor tersebut tewas.
Begitu pun di Kabupaten Limapuluh Kota, di ruas jalan nasional
penghubung Sumbar-Riau, setidaknya dari 10 terjadi kecelakaan 4 orang di
antaranya meninggal dunia. Tak hanya itu, 6 orang luka berat dan 23
orang luka ringan akibat kecelakaan selam arus mudiak dan arus hingga
Jumat (1/8) kemarin.
“Dari 10 kali kasus kecelakaan selama operasi ketupas, setidaknya 4
orang meninggal dunia. Terakhir terjadi pada Jumat dini hari, satu unit
bus nyaris masuk jurang dan satu penumpang tewas di lokasi kejasian,”
ungkap AKBP Tri Wahyudi Kapolres Limapuluh Kota.
Kecelakaan Bus PO Beringin Sakti bemuatan 16 penumpang dengan
jurusan Siak- Bukittinggi itu, melaju dari arah Pekanbaru menuju Sumbar.
Diduga, kecelakaan disebabkan supir bus yang mengantuk dan akhirnya
bus nyaris masuk jurang di pintu masuk Fly Over Kelok Sambilan.
Kecelakaan bus dengan nomor polisi BM 7491 FU itu menyebabkan
penumpang bernama Darnalis (65) warga Padang Lua, Kabupaten Tanah Datar
tewas setelah terjepit akibat suasana panik penumpang ketika bus mulai
tak stabil melaju. Kapolres Limapuluh Kota AKBP Tri Wahyudi menghimbau
kepala masyarakat pengguna ruas jalan nasional Sumbar-Riau agar
berhati-hati, terutama pada malam hari.
3 Tewas di Bukittinggi
Selama Operasi Ketupat yang dimulai dari tanggal 21 Juli 2014 hingga
Jumat 1 Agustus 2014 telah terjadi sembilan kasus laka lantas di
wilayah hukum Polres Bukittiggi, yang didominasi oleh kendaraan roda
dua.
Tiga korban di antaranya meninggal dunia, dan salah seorang adalah pejalan kaki yang tewas ditabrak sepeda motor.
Kasat Lantas Polres Bukittinggi AKP M. Sajarod Zakun memastikan
bahwa tiga korban yang meninggal dunia itu bukanlah pemudik, tapi
merupakan warga Bukittinggi dan sekitarnya yang tidak ada hubungannya
dengan aktivitas mudik ataupun arus balik.
“Mereka meninggal dunia tidak di jalan utama dan tidak ada hubugannya
dengan aktivitas mudik maupun arus balik,” tegas M.Sajarod Zakun, Jumat
(1/8).
Selain tiga korban yang meninggal dunia itu, satu korban mengalami luka berat, dan 13 korban mengalami luka ringan.
sumber:harianhaluan.com